Minggu lalu, saya dapat sms dari kakak kedua yang berdomisili Papua. "Hai all, kami masih di Denmark, Pagi ini berangkat dari Copenhagen ke Arhus. Kamis ke Swedia (Gotenburg, Stockholm, Uppsala, Mora), Senin depan ke Norwegia. Sekian laporan :D salam dari Z"
Begitulah kakak saya ini, selalu memberikan itinerary setiap dia mau bepergian kemanapun, sehingga kami tau kenapa dia nggak bisa di bbm, atau sms nya gak dibales. Kali ini dia travelling ke Italia dan negara-negara di Skandinavia, bersama suami nya tentu saja. waw... ikut seneng biarpun saya belum pernah travelling kemana-mana, mentok mentok ya dalam kota atau luar kota aja hahaha....
Saya jadi inget masa kecil kami di desa terpencil di pedalaman Kalimantan Barat, yaitu Desa Tumbang Titi, kakak saya pernah mereview desa kami di dalam tulisan di blognya , see this link: Tumbang Titi. masa kecil kami bukanlah masa yang gemilang *halah* maksud saya bila dibandingkan dengan teman-teman yang tinggal di kota, kami memang tertinggal. Jaman itu sudah ada game watch, tapi kami kakak beradik ini tidak dibelikan. Padahal harganya murah sodara-sodara! Tapi Bapak melarang keras karena ingin kami fokus belajar. Komputer? kami tidak mengenal sama sekali. Saya belajar mengenal komputer waktu SMK Pius X Magelang, karena saya dapat voucher kursus gratis waktu saya ikut seminar dr. Boyke dengan hiburan band Cindy Fatikasari (kalo gak salah nama band nya galerry), nah saya dapat gratisan kursus DOS dan apa tuh yang sekarang jadi Excel,itu tahun 1998 hihihi menyedihkan ya...
Kembali ke soal travelling, masa kecil dan remaja kami kakak beradik dihabiskan di Tumbang Titi. Travelling kemana coba? Selain memang dana terbatas (Bapak punya 5 anak yang semuanya sekolah), memang gak ada tempat menarik untuk dikunjungi di daerah kami. Sesekali sekolah mengadakan acara jalan-jalan ke Bukit Batu Menanti, jaraknya 2-3 KM dari sekolah kami, berjalan kaki, bawa bekal air asam (air sirup),atau air apel (semacam minuman bersoda - saya lupa merknya), kue buatan mamak atau snack mamie yang waktu itu harganya 50 perak. hihihi....
Waktu SMP, kami sering mengadakan ziarah ke Gua Maria Bukit Sion yang jaraknya sekitar 3 jam perjalanan. naik apa? naik truk! karena itulah satu-satu nya angkutan yang memungkinkan membawa orang banyak sekaligus, jangan tanya kenapa gak naik bis, wong gak ada :D
Saat kegiatan kemah pramuka pun begitu, kami harus tahan secara fisik, karena memang benar-benar menyatu dengan alam, bukan seperti kemah anak-anak kota, kami memasak menggunakan kompor minyak atau kayu bakar, mandi di sungai yang dingin, hiking di daerah bukit-bukit, kayak semacam lagunya Dragon Ball itu lah, mendaki bukit, lewati lembah *eh bener gak ya,hihi kira kira gitu deh*
Lulus SMP, kami semua melanjutkan sekolah keluar desa Tumbang Titi, bukan karena di sana gak ada SMA sih, tapi karena Bapak ingin melatih kami untuk lebih mandiri. Kak Evi, kakak pertama saya melanjutkan sekolah di SPK Ketapang, jaraknya kurang lebih 90 km dari rumah. Kak Yeni, kakak kedua saya melanjutkan di SMA Vanlith Muntilan. Saya sendiri ke SMK Pius X Magelang, Dek Nug ke SMK Leonardo Klaten dan Dek Pri ke SMA Vanlith Muntilan. Kuliah kami masing-masing juga di Jawa. Maksud Bapak yang asli Ambarawa sih biar kami juga bisa kenal dengan keluarga dari pihak Bapak, maklum selama kami kecil hanya sekali saja kami bisa liburan ke Ambarawa. Perginya naik pesawat, pulangnya naik kapal dagang, biar irit :)
Nah, waktu kak Yeni sudah mulai bekerja di Freeport, dia sering travelling, karena emang dia suka dan bisa hehe. Dulu waktu kecil kami berdua yang cukup dekat saling menunjukkan tahi lalat, kata Kak Yeni dia yang punya tahi lalat di telapak kaki kalo udah gede bakalan sering jalan-jalan. Dan malaikat Tuhan mencatat perkataan kakak saya yang baik hati, lalu Tuhan mengabulkan permintaannya :)
Saya punyanya tahi lalat di punggung tangan, artinya apa ya? hihihihi gak tau, yang jelas hubby juga punya tahi lalat yang sama, saya di tangan kiri, dia di tangan kanan.
Ada seorang teman bertanya kepada saya: "kamu gak iri ya sama kakak kamu yang sukses, bisa bantu keluarga, bisa jalan-jalan kemana aja de el el de es be" hehehe,.. Iri? gak tuh, jauh lah dari rasa itu. Buat saya, dan kakak juga adik-adik, semua sudah digariskan, paling penting berusaha, toh Kak Yeni juga gak lupa sama keluarganya, nasib orang kan beda-beda. Satu dari kami bahagia semua ikut bahagia. If everything has been written, so why worry, rite? ah jadi kangen mereka semua T_T
![]() |
waktu nikahan kak Yeni (dari kiri-kanan : Dek Nug, Kak Yeni, Saya, Kak Evi, Dek Pri) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar