Cerita Yustine

Cerita Yustine
a story of love and life

yang udah mampir

Hit Counter

Selasa, 22 September 2015

Full Time Mom (Finally)

Melihat posting-an seorang teman yang full perjalanan dinas setiap bulan dan keluhannya terpaksa meninggalkan anak-anak, saya tersenyum pahit mengingat sepuluh tahun terakhir itulah yang terjadi dengan hidup saya, dan berakhir beberapa bulan ini sejak saya menjadi full time mom. 

Apa? Serius?
Yes, I am. Sejak bulan Februari akhirnya saya merasakan menjadi seorang ibu rumah tangga, full time mom, part time seller, full time selo mom, you named it. 

Kenapa? Kan kerjaan mu yang sekarang enak, udah permanen, di kantor juga gak banyak kerjaan.
Kenapa? Kan kamu masih muda, masih produktif,
Kenapa? Gak sayang ijazah dan pengalaman kerja selama ini? Orang banyak yang susah loh dapat kerjaan, kamu lepasin gitu aja.

Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan tersenyum. 

Kenapa? Gak kangen ya pake baju kerja, cantik, wangi, high heels, belanja dengan gaji sendiri, presentasi, dinas luar kota?

Saya menjawab pertanyaan itu dengan " Menurut lo? Ya kangen gila!"

He he he...

Iya saya memang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan itu, dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Bukan tanpa kegalauan, bukan tanpa melamun berhari-hari sebelum ngasi surat resign (itupun berkali-kali revisi karena saking galaunya saya salah nulis tahun lahir, salah nulis tanggal lahir dan masih banyak lagi). 
Melepaskan kebiasaan dan rutinitas bangun-urus anak-antar sekolah tanpa mandi - ke pasar - masak gedubrakan - mandi - dandan seadanya nanti dibenerin di kantor - menjelma jadi wanita kantoran - pulang malam mampir dulu beli keperluan anak - belum lepas blazer sudah diserbu dengan PR anak - mandi jam 9 malam - belum kalau harus keluar kota - dan sebagainya, bukan perkara mudah. 

Namun, akhirnya saya memantapkan diri untuk menekuni saja bisnis online shop yang sudah sekitar lima tahun ini saya jadikan penghasilan sampingan,tepatnya untuk belanja online juga hehe. 
Banyak yang menyarankan, jika ingin berbisnis, konsisten lah mengatur waktu, target, dan dispilin diri sendiri karena sudah tidak ada yang menggaji. Kerja banyak, hasil banyak. Kerja malas, hasil juga tidak akan mengkhianati proses, bukan?

Di hari-hari pertama setelah saya resign, saya masih memperlakukan diri sendiri seperti ketika saya menjadi marketing dulu. Memberi target, dan harus terpenuhi, duduk tegak bekerja sampai sore. Tentu saja dengan toleransi tingkat tinggi menyiapkan anak-anak makan siang. Hasilnya? Lumayan, tidak jauh berbeda dengan gaji yang saya terima per bulan ketika saya bekerja kantoran. Saya semakin bersemangat menjalankan bisnis ini. Bisnis yang bisa saya jalankan dimana saja. Walaupun memang naik turun omset sudah menjadi warna dalam kehidupan baru saya, tetapi pelan-pelan saya mulai bisa menerima keadaan.

Keadaan yang seperti apa? Ya yang seperti sekarang, saya punya jam istirahat tidak terbatas, kerja sambil tiduran atau nonton film, boleh. Sambil memasak? Bisa dong! Sambil setrika? Iya bisa, sambil nungguin anak les? Bisa. Pelan-pelan semua akhirnya menyesuaikan. Saya sekarang lebih suka mandi dan berdandan sewajarnya sebelum mengantar anak sekolah. Baju yang saya pakai pun sudah tidak lagi formal. Cenderung yang nyaman dipakai seharian untuk antar-jemput anak. 

Belanja baju atau sepatu? Ya menyesuaikan, saya sangat mengurangi membeli high heels, toh betis juga sudah tidak semuda dulu, resiko kram lebih besar hahaha. Blazer juga tetap beli tapi yang lebih casual karena bawahnya dipakein ripped jeans. Tetap kekinian ya haha.

Belanja tas? Ya masih, tapi tidak senafsu dulu. Toh juga saya lebih suka pakai tas kecil kalau cuma antar anak sekolah. 
Belanja make up? Masih dong, tapi paling beli bedak aja, eyeshadow agak jarang terpakai, apalagi bulu mata palsu, masih numpuk tuh tiga lusin hihihi. 
Ke salon? Masih juga, hanya tidak sesering dulu, bye bye curly hair before meeting. Cukup diroll dan diikat agak lama ntar jadi curly kok. 
Sekarang saya bisa liburan tanpa harus mengajukan cuti. Sayangnya dana liburan juga jarang ada hahahaha... 

Sejak saya di rumah, anak-anak sudah bisa berenang, karena saya ada waktu untuk nganter mereka latihan. Les Bahasa Inggris juga bisa, seminggu dua kali malah. Saya juga gak perlu repot menelpon ke sekolah kalau mereka belum pulang, saya tinggal jemput sendiri aja. Puji Tuhan, sejauh ini mereka belum pernah sakit seperti dulu ketika saya masih harus kesana kesini. Semoga sehat terus ya Nak.

Rasanya gak gajian lagi? Lupa tanggal, huhuhuhu.. Ini serius! Mungkin karena gak ada yang ditungguin tiap bulan ya, jadi saya ingatnya cuma kalau jatah bayar SPP sama bayar les-les aja. 
Rasanya gak gajian? Ya banyak pos yang harus dihilangkan, seperti yang sudah saya tulis di atas. Termasuk jatah jajan dan mainan baru-karena emaknya merasa bersalah pulang malam-. Sekarang saya lebih suka membuatkan anak-anak jus atau cemilan untuk mereka makan sore hari. 

Ketika bekerja, banyak hal yang saya lewatkan ternyata. Dulu setiap anak-anak pulang sore saya harus membuatkan bekal untuk dimakan pas istirahat dengan resiko nasi sudah dingin. Sekarang saya bisa datang pas jam istirahat bawa makanan yang hangat. Rasanya lihat wajah ceria mereka lihat emaknya nongkrong di kantin itu, priceless! 

Kangen gak balik kerja? Pasti! Ada masa-masa dimana saya terdiam di depan jejeran blazer dan rok kerja di toko baju, rasanya nyesek. Kangen bener dengan rutinitas itu. Ada saatnya saya merasa perbendaharaan kata saya untuk presentasi hilang. Entahlah kalau diwawancara lagi saya masih bisa sebaik dulu atau tidak. 

Pengen ngantor lagi? Saat ini belum, saya masih menikmati peran saya sekarang. Finansial? Biarlah matematika Gusti yang menentukan, selama kita berusaha dan berjuang pasti Dia membuka jalan. 
Saya masih senang ngopi bersama sahabat setiap pagi di warung burjo. Iya, kami begitu orangnya hehe.
Saya masih senang melihat anak-anak mengerjakan PR siang hari gak perlu ngebut di malam hari berlomba dengan rasa kantuk mereka dan rasa capek saya seperti dulu.
Saya masih menikmati mengantar mereka tanpa harus menunggu saya libur.



Waktu masih jadi wanita 'sok" kantoran :p

dan sekarang, lihat bedanya 




Untuk para ibu bekerja di luar sana, semangat Mom! Semua peran sudah diatur, mungkin suatu saat kalian ada di posisi saya sekarang, atau saya kembali menjadi ibu bekerja yang gedubrakan setiap hari? Siapa yang tahu? Hidup tidak pernah terduga, karena hidup hanyalah perjalanan, bukan tujuan.